RSS

SKRIPSI PAI UNISLA LAMONGAN 2009 : STUDI KORELASI EFEKTIFITAS STRATEGI PEER LESSONS DENGAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK DI MA ASSALAM BANGILAN TUBAN


STUDI KORELASI EFEKTIFITAS STRATEGI PEER LESSONS
DENGAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK
DI MA ASSALAM BANGILAN TUBAN

SKRIPSI

Oleh :
MASHARI
NIMKO: 2007.4.023.0601.2.02905








UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2009

STUDI KORELASI EFEKTIFITAS STRATEGI PEER LESSONS
DENGAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK
DI MA ASSALAM BANGILAN TUBAN

SKRIPSI

Diajukan kepada
Universitas Islam Lamongan
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu
Ilmu Pendidikan Agama Islam



Oleh :
MASHARI
NIMKO: 2007.4.023.0601.2.02905



UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2009
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi oleh :
Nama : MASHARI
NIMKO : 2007.4.023.0601.2.02905
Judul : STUDI KORELASI EFEKTIFITAS STRATEGI PEER LESSONS DENGAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK DI MA ASSALAM BANGILAN TUBAN

Telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dalam sidang munaqasah.

Lamongan, 19 Juli 2009
Pembimbing I Pembimbing II


H. Isma`il Anas, LC, M.Ag M. Zubaidi, S.Ag, MA






PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi yang ditulis oleh Mashari ini telah dipertahakan didepan Sidang Majlis Munaqosah Skripsi Fakultas Agama Islam Lamongan pada 10 September 2009, dan dapat diterima sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program strata satu dalam ilmu pendidikan


Majelis Munaqosah Skripsi :

Ketua Sekretaris


__________________ __________________

Penguji I Penguji II


__________________ _________________


Fakultas Agama Islam
Universitas Islam Lamongan
Dekan,





Drs. H. ABU AZAM AL HADI, M.Ag

MOTTO

             •     •       

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalanNya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS. An-Nahl : 125)









PERSEMBAHAN
Allah SWT
Rasa syukur senantiasa hamba panjatkan atas setiap kasih sayangMu dan jalan yang telah Engkau tunjukkan pada hamba. Dengan kasih sayangMu dan jalan itu hamba berusaha untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.

Rasulullah Muhammad SAW
Sungguh tak terjangkau tinggi pekertimu, tidak tergambar indahnya akhlakmu, tidak terbatas segala jasamu, Engkau taburkan pengorbananmu untuk umatmu yang tercinta, sesungguhnya engkaulah Rasul mulia.

Orangtuaku
Ibu, Bapak .... tak ada kata yang mampu ‘ku ucapkan, tak ada tindakan yang mampu aku lakukan ‘tuk bisa membalas setiap pengorbananmu. Engkau adalah wanita yang paling mulia dihatiku.

Kakak dan Adikku

Hidup adalah perjuangan semoga kita dapat memanfaatkan kesempatan hidup ini dengan sebaik-baiknya karena setiap detik yang berjalan adalah sangat berharga.

Sahabatku di Jalan Dakwah

Selamat berjuang sahabatku, kenangan indah bersamamu takkan ‘ku lupakan seumur hidupku. Semoga Allah menguatkan diri dan iman kita ‘tuk bisa istiqomah dalam berjuang demi kemuliaan agamaNya, dienul Islam. Amin. Allahu Akbar !!!

Sobatku di Yellow Area

I Love U all ..... be the best not be asa ....!!
Thanks for all ..... dengan kalian aku belajar rendah hati dan kesederhanaan.



ABSTRAK


Skripsi ini meneliti tentang “Efektivitas Strategi Peer Lessons dalam Meningkatkan Keberhasilan Pembelajaran Akidah Akhlak di MA Assalam Bangilan Tuban”. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh proses pembelajaran yang hingga dewasa ini masih didominasi oleh guru, masih banyak guru yang lebih suka menerapkan pembelajaran teacher centered sehingga siswa menjadi pasif. Ketika peserta didik pasif atau hanya menerima pelajaran dari guru, ada kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah diajarkan. Atas dasar itulah peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Efektivitas Strategi Peer Lessons dalam Meningkatkan Keberhasilan Pembelajaran Akidah Akhlak di MA Assalam Bangilan Tuban”
Pertanyaan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah :
1. Adakah Korelasi Efektifitas Strategi Peer Lessons Terhadap Hasil Belajar Akidah Akhlak di MA Assalam Bangilan Tuban
2. Sejauhmana Korelasi Efektifitas Strategi Peer Lessons Terhadap Hasil Belajar Akidah Akhlak di MA Assalam Bangilan Tuban
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Eksperimen yang dipakai adalah eksperimen sungguhan (true experiment design). Desain yang digunakan control group pre test post test dengan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa MA Assalam Bangilan Tuban kelas XI tahun ajaran 2008/2009 dengan jumlah 166 siswa, sedangkan sampelnya adalah 25% dari jumlah tersebut yaitu sebanyak 41 siswa.
Adapun metode pengumpulan datanya adalah observasi, dokumentasi dan test (pre test post test). Data di analisa dengan metode deskriptif berdasarkan kategori, untuk data kuantitatif dengan koefisien phi.
Setelah menganalisa data yang ada terbukti bahwa pembelajaran akidah akhlak dengan strategi efektifitas Peer Lessons adalah signifikan, terbukti dari hasil koefisien phi skor pre test dan post test kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat perubahan hasil belajar yang signifikan sebesar 0,32 dan X2 13,12, sehingga thitung > ttabel , dengan demikian terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian strategi peer lessons dengan hasil belajar akidah akhlak di MA Assalam Bangilan Tuban.






KATA PENGANTAR
Segala puji hanyalah milik Allah semata. Dialah yang telah mengutus Rasulullah SAW dengan membawa Islam sebagai satu-satunya dien yang diridlaiNya untuk Dia unggulkan di atas semua agama dan ideologi selainnya. Rasa syukur penulis panjatkan karena atas rahmat, hidayah dan kemudahan dariNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini meskipun masih jauh dari sempurna.
Semoga rahmat dan salam tetap Dia limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai penutup segala Nabi, keluarganya, sahabatnya, orang-orang yang mendakwahkan risalahNya dan berjihad di jalanNya hingga hari kiamat.
Skripsi yang berjudul “Efektifitas Strategi Peer Lesson Dalam Meningkatkan Keberhasilan Pembelajaran Akidah Akhlak Di MA Assalam Bangilan Tuban” ini disusun untuk memenuhi Program S1 pada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Lamongan. Dan atas kesuksesan dalam penulisan skripsi ini penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Drs. H. Abu Azam Al Hadi, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Islam Lamngan
2. Bapak H. Isma`il Anas, LC, M.Ag dan M. Zubaidi, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing dan pemberi dukungan moral yang sangat berharga.
3. Para Staf Pengajar Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Lamongan
4. Para Karyawan Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Lamongan
5. Kepala Sekolah MA Assalam Bangilan Tuban, Bapak Yunan Jauhar, S.Pd serta para guru yang telah memberikan partisipasinya.
6. Bapak Juwoto, selaku KATU MA Assalam Bangilan Tuban.
Akhirnya, semoga amal baik yang telah Bapak/Ibu/Saudara berikan kepada penulis mendapat balasan yang sebaik mungkin dari Allah robbul izzati Amin.

Surabaya, 19 Agustus 2008
Penulis
DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM i
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI iii
MOTTO iv
PERSEMBAHAN v
ABSTRAK vi
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 5
D. Hipotesis Penelitian 6
E. Alasan Memilih Judul 7
F. Definisi Operasional 7
G. Metode Penelitian 10
H. Sistematika Pembahasan 20
BAB II KAJIAN TEORI
A. Tinjauan Tentang Strategi Peer Lessons 22
1. Pengertian Strategi Peer Lessons 22
2. Langkah-langkah pelaksanaan Strategi Peer Lessons 24
3. Manfaat Strategi Peer Lessons 26
B. Tinjauan Tentang Keberhasilan Pembelajaran
Akidah Akhlak 29
1. Pengertian Keberhasilan Pembelajaran Akidah Akhlak 29
2. Teori-teori Belajar 31
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan
Pembelajaran 35
4. Indikator Keberhasilan Pembelajaran 39
5. Pembelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Aliyah 40
C. Efektifitas Strategi Peer Lessons Dalam Meningkatkan
Keberhasilan Pembelajaran Akidah Akhlak 49
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 52
A. Penyajian Data 58
B. Analisa Data 65
C. Pembuktian Hipotesis 78
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan 80
B. Saran 81
DAFTAR PUSTAKA
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN










DAFTAR TABEL

Tabel I : Keadaan Siswa MA Assalam Bangilan Tuban 55
Tabel II : Data Pendidik MA Assalam Bangilan Tuban 55
Tabel III : Sarana dan Prasarana MA Assalam Bangilan Tuban 57
Tabel IV : Hasil Pre Test dan Post Test Kelas Eksperimen 63
Tabel V : Hasil Pre Test Dan Post Test Kelas Kontrol 64
Tabel VI : Standar Deviasi Kelas Eksperimen 66
Tabel VII : Frekuensi Observasi dan Frekuensi Harapan Skor Hasil
Post Test Kelas Eksperimen 67
Tabel VIII : Standar Deviasi Kelas Kontrol 70
Tabel IX : Frekuensi Observasi dan Frekuensi Harapan Skor Hasil
Post Test Kelas Eksperimen 72

















PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Mashari
NIMKO : 2007.4.023.0601.2.02905

Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Tarbiyah
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran sendiri.
Bila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Surabaya, 19 Agustus 2008
Yang membuat pernyataan


MASHARI



RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Mashari, lahir di Tuban Jawa Timur pada tanggal 10 Oktober 1985, anak ke tiga dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Sukarjan dan Ibu Marsini.
Pendidikan dasar telah di tempuh di kampung halamannya di MI Salafiyah Bangilan Tuban tamat tahun 1998, pendidikan menengah di MTs ASSALAM Bangilan Tuban tamat tahun 2001, pendidikan atas ditempuh di MA ASSALAM Bangilan tamat tahun 2004, pendidikan berikutnya ditempuh di Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Lamongan.










BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Islam sangat menghargai orang yang berilmu sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Mujadalah ayat 11, yaitu:
          (المجادلة :١١)
Artinya : Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang berilmu beberapa derajat.

Ilmu dapat diperoleh melalui proses pembelajaran, baik melalui jalur pendidikan formal, non formal maupun informal sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 Bab I Pasal 1 ayat 10 yang berbunyi: “Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan”.
Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) dewasa ini adalah rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini nampak dari rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan. Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konfensional yang tak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu. Dalam arti yang lebih substansial bahwa proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominasi guru dan tak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dan proses berfikirnya .
Setiap guru pasti menginginkan keberhasilan dalam proses pembelajarannya. Hal ini dapat diukur melalui evaluasi yang dilakukannya. Keberhasilan atau kegagalan guru dalam menjalankan pembelajaran banyak ditentukan oleh kecakapannya dalam memilih dan menggunakan strategi yang tepat dalam mengajar.
Dalam proses pembelajaran guru tidak boleh mendominasi proses pembelajaran. Guru bertugas menyediakan bahan pelajaran, tetapi yang mengolah dan yang mencerna adalah para siswa sesuai dengan bakat, kemampuan dan latar belakang masing-masing. Belajar adalah berbuat dan sekaligus merupakan proses yang membuat anak didik harus aktif.
Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penyelesaian dan pemeragaan semata tidak akan membuat hasil yang langgeng. Guru dapat menceritakan sesuatu kepada siswa dengan cepat, namun siswa akan melupakan apa yang diceritakannya itu dengan lebih cepat. Sebagaimana yang dikatakan Konfusius, seorang filosuf China “Yang saya dengar saya lupa, yang
saya lihat saya ingat, yang saya kerjakan saya pahami”.
Agar otak dapat memproses informasi dengan baik, maka akan sangat membantu kalau terjadi proses refleksi secara internal. Jika peserta didik diajar berdiskusi, menjawab pertanyaan atau membuat pertanyaan, maka otak mereka akan bekerja lebih baik, sehingga proses pembelajaran dapat terjadi dengan lebih baik. Otak perlu beberapa langkah untuk dapat menyimpan informasi. Langkah-langkah itu bisa berupa pengulangan informasi, mempertanyakan informasi atau mengajarkan kepada orang lain. oleh sebab itu betapa pun menariknya materi pelajaran yang disampaikan dengan ceramah, otak tidak akan lama menyimpannya informasi yang diberikan karena tidak terjadi proses penyimpanan dengan baik.
Guru merupakan komponen yang sangat penting, sebab keberhasilan pembelajaran sangat tergantung kepada guru sebagai ujung tombak. Oleh karena itulah upaya peningkatan kualitas pendidikan seharusnya dimulai dari pembenahan kemampuan guru. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru adalah bagaimana merancang suatu strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai. Adanya kemampuan ini penting dimiliki dan dilaksanakan oleh guru dalam setiap proses pembelajaran agar aktivitas belajar siswa dapat berjalan dengan baik dan mencapai hasil optimal.
Peran guru sebagai pemberi ilmu sudah saatnya berubah menjadi fasilitator yang memfasilitasi siswa untuk dapat belajar dan mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Proses belajar tidak harus berasal dari guru, siswa bisa saling mengajar dengan siswa yang lainnya . Widada mengatakan bahwa pengajaran oleh teman sebaya lebih efektif dari pengajaran oleh Guru. Menurut Peaget, siswa harus secara aktif berinteraksi dengan lingkungan belajarnya sehingga dapat membantu memperoleh pemahaman yang lebih tinggi. Karena itulah peneliti tertarik untuk meneliti “Studi Korelasi Efektifitas Strategi Peer Lessons Dengan Hasil Belajar Akidah Akhlak di MA Assalam Bangilan Tuban”.
Strategi Peer Lessons merupakan bagian dari active learning yaitu suatu strategi pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi, memecahkan masalah atau mengkorelasikan apa yang mereka pelajari ke dalam masalah dikehidupan mereka. Dengan belajar aktif siswa diajak turut serta dalam semua proses pembelajaran, baik mental maupun fisik. Dengan demikian mereka akan menemukan suasana yang menyenangkan sehingga keberhasilan pembelajaran diharapkan dapat lebih maksimal.



B. Rumusan Masalah
1. Adakah Korelasi Efektifitas Strategi Peer Lessons Terhadap Hasil Belajar Akidah Akhlak di MA Assalam Bangilan Tuban
2. Sejauhmana Korelasi Efektifitas Strategi Peer Lessons Terhadap Hasil Belajar Akidah Akhlak di MA Assalam Bangilan Tuban
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang hendak dicapai peneliti adalah :
1. Untuk mengetahui ada tidaknya korelasi Korelasi Efektifitas Strategi Peer Lessons Terhadap Hasil Belajar Akidah Akhlak di MA Assalam Bangilan Tuban
2. Untuk mengetahui sejauhmana, Korelasi Efektifitas Strategi Peer Lessons Terhadap Hasil Belajar Akidah Akhlak di MA Assalam Bangilan Tuban

D. Kegunaan Hasil Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Penulis

a. Memperkaya wawasan dan pengalaman dalam ilmu pengetahuan pendidikan, khususnya dalam penerapan strategi pembelajaran.
b. Sebagai prasyarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada bidang Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah UNISLA Lamongan.
2. Bagi Praktisi Pendidikan
Semoga penelitian ini dapat menjadi masukan atau tambahan wawasan bagi para praktisi pendidikan terutama bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang di amati (diobservasi).
1. Korelasi adalah nilai yang menunjukkan kekuatan dan arah hubungan linier antara dua peubah acak (random variable).
2. Efektifitas strategi peer lessons. Kalimat ini merupakan kalimat majemuk yang bila di uraikan menjadi
a. Efektifitas berasal dari kata efektif yang berarti ada akibatnya, ada pengaruhnya.
b. Strategi Peer Lessons
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dalam dunia pendidikan strategi diartikan perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan Peer Lessons dapat diartikan belajar dari teman. Secara singkat menurut Melvin L. Siberman strategi Peer Lessons merupakan strategi untuk mendukung pengajaran sesama siswa di dalam kelas. Strategi ini menempatkan seluruh tanggung jawab pengajaran kepada seluruh anggota kelas. Strategi ini baik digunakan untuk menggairahkan kemampuan siswa untuk mengajarkan materi kepada, temannya.
Berdasarkan uraian definisi di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud efektifitas strategi Peer Lessons adalah perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang berupa pengajaran sesama siswa di dalam kelas yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu, dimana strategi tersebut telah terbukti memberikan akibat.
3. Keberhasilan pembelajaran akidah akhlak
Keberhasilan berasal dari kata hasil yang berarti mendapat hasil atau berhasil. Sedangkan pembelajaran berasal dari kata belajar. Menurut Nana Sudjana belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan lain-lain aspek yang ada pada diri individu.
Pendidikan akidah akhlak adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, menghayati dan mengimani Allah SWT dan merealisasikannya dalam perilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman dibarengi tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dan hubungannya antar umat beragama dalam masyarakat sehingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.
Berdasarkan pengertian pendidikan akidah akhlak di atas maka yang dimaksud akidah akhlak dalam skripsi ini adalah materi pelajaran yang diberikan kepada peserta didik untuk mengenal, menghayati dan mengimani Allah SWT dan merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits.
Dari definisi tersebut di atas peneliti dapat memperjelas tentang maksud dari judul skripsi yang tertulis buat, di mana strategi peer lessons yang oleh peneliti merupakan strategi pembelajaran yang telah terbukti keefektifannya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

F. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi.
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Metode ini bersifat validation atau menguji yaitu menguji pengaruh satu atau lebih variabel terhadap variabel yang lain dengan membangkitkan timbulnya sesuatu keadaan atau kejadian yang belum ada sebelumnya. Dalam penelitian ini eksperimen yang dipakai adalah eksperimen sungguhan (true experiment design) yaitu penelitian yang berupaya mencari hubungan sebab akibat dengan desain secara nyata yakni ada kelompok perlakuan dan ada kelompok kontrol dan membandingkan hasil perlakuan dengan kontrol secara ketat. Desain yang digunakan control group pre test – post test dengan pendekatan kuantitatif.
Dalam penelitian ini ditempuh beberapa tahapan yaitu:
a. Menentukan obyek penelitian dengan cara memilih dua kelas dari kelas dua.
b. Menentukan kelompok eksperiment dan kelompok kontrol.
c. Memberikan pre test pada kedua kelas.
d. Memberikan treatment pada kelas eksperiment dengan menerapkan strategi Peer Lessons dan kelas kontrol dibiarkan seperti biasa.
e. Memberikan post test pada kedua kelas.
2. Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi penelitian
Populasi menurut Sutrisno Hadi adalah semua individu untuk siapa kenyataan yang diperoleh dari sampel itu hendak digeneralisasikan. Sedangkan dalam skripsi ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas XI MA Assalam Bangilan Tuban yaitu 166 siswa.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Untuk sekadar ancer-ancer apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya adalah penelitian populasi. Selanjutnya jika subyeknya besar dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih.
Karena jumlah subyeknya besar maka peneliti memakai penelitian sampel. Dengan jumlah sampel 41 siswa (25% dari jumlah populasi). Adapun yang dijadikan sampel adalah kelas XI A sebanyak 21 siswa sebagai kelas eksperiment (siswa yang memperoleh strategi peer lessons) dan kelas XI B sebanyak 20 siswa sebagai kelas control(siswa yang tidak mendapatkan strategi peer lessons).
3. Sumber data dan jenis data
a. Sumber data
Data adalah fakta atau keterangan atau bahan dasar yang digunakan untuk menyusun hipotesa. Sumber data yaitu dari mana data tersebut diperoleh, data primer dan data sekunder.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1) Data primer
Data ini merupakan data pokok yang digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah disebutkan dalam rumusan masalah. Data ini diperoleh dari hasil observasi dan test.
2) Data sekunder
Data ini bersumber dari data-data pelengkap yang mendukung hasil penelitian. Data ini diperoleh dari hasil dokumentasi.
3) Library Research (penelitian kepustakaan)
Yaitu dengan cara meneliti pendapat para ahli yang ada diberbagai kepustakaan yang berhubungan dengan tema pembahasan dalam skripsi ini.
b. Jenis data
Data menurut sifatnya dapat digolongkan menjadi dua yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1) Data kualitatif
Yaitu merupakan data yang tidak langsung terwujud dalam bentuk angka-angka tetapi dalam bentuk kategori-kategori. Data ini meliputi sejarah singkat dan kondisi MA Assalam, visi dan misi, tujuan berdirinya, struktur organisasi, dan lain-lain.
2) Data kuantitatif
Yaitu data yang dapat diuraikan dan dihitung secara langsung karena berupa angka. Data ini meliputi data yang berhubungan dengan jumlah siswa, pendidik, sarana prasarana dan data-data lain yang berupa angka.
4. Teknik pengumpulan data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dan sesuai dengan tema penelitian, maka diperlukan metode atau teknik pengumpulan data, sehingga data yang diperoleh adalah data yang valid, obyektif dan tidak menyimpang dari tema penelitian. Adapun metode atau teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut:
a. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu suatu metode untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, tengger, agenda dan lain sebagainya.
Metode ini digunakan untuk melengkapi data yang telah terkumpul dan untuk menunjang data yang ada. Dalam hal ini untuk mengetahui keberadaan, sejarah sekolah, visi dan misi tujuan berdirinya, jumlah siswa,
jumlah guru serta jumlah sarana dan prasarana.
b. Observasi
Observasi adalah pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Dalam hal ini peneliti mengamati dan mencatat secara langsung untuk mengetahui beberapa hal, antara lain:
1) Pelaksanaan pembelajaran akidah akhlak dengan strategi Peer Lessons.
2) Kedisiplinan siswa dalam melaksanakan tugas yang diberikan.
3) Kerjasama siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan.
4) Perilaku siswa selama proses pembelajaran.
5) Motivasi siswa dalam belajar.
c. Test
Test adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.
Perangkat test peneliti ini adalah pre test dan post test. Pre test diadakan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum strategi Peer Lessons dilaksanakan. Drs. Sumanto, MA mengatakan bahwa pres test digunakan untuk melihat apakah kelompok-kelompok tersebut variabel dependent sama atau tidak. Dengan kata lain pre test digunakan untuk melihat kemampuan kedua kelompok sama atau tidak. Dari hasil pre test kemudian ditentukan siswa yang termasuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sedangkan post test digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh atau tidak penerapan strategi Peer Lessons dalam meningkatkan keberhasilan pembelajaran akidah akhlak di MA Assalam Bangilan Tuban. Test ini dilakukan setelah seluruh materi pelajaran selesai dan bentuk soal yang digunakan adalah pilihan ganda (multiple choices).
5. Teknik analisa data
Untuk menganalisa data yang terkumpul dan dalam rangka untuk mendapat jawaban, maka diperlukan suatu teknik analisa data. Analisa data ini digunakan untuk menganalisa data kuantitatif yaitu data hasil post test kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data pre test dan post test yang diperoleh akan dianalisa dengan menggunakan koefisien phi( ) yang memiliki rumus :
dan X2 =N 2
Keterangan:
a = prestasi meningkat bagi siswa yang memperoleh peer lessons
b = prestasi siswa yang tidak meningkat setelah mendapat peer
lessons
c = prestasi meningkat bagi siswa yang tidak memperoleh peer
lessons
d = prestasi siswa yang tidak meningkat setelah tidak mendapat
peer lessons
G. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan merupakan suatu aspek yang sangat penting karena sistematika pembahasan ini dimaksudkan untuk mempermudah bagi pembaca dalam mengetahui isi yang terkandung dalam skripsi ini, adapun dalam skripsi ini terbagi dalam empat bab, yang meliputi:
Bab pertama, pendahuluan yang terdiri : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, alasan memilih judul, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab kedua, dalam bab ini berisikan kajian teori yang terdiri dari tiga sub bab, yang pertama tinjauan tentang strategi Peer Lessons yang terdiri dari pengertian strategi Peer Lessons, langkah-langkah pelaksanaan strategi Peer Lessons, dan manfaat strategi Peer Lessons, kemudian dilanjutkan subbab kedua yaitu tinjauan tentang keberhasilan pembelajaran akidah akhlak yang terdiri dari pengertian keberhasilan pembelajaran akidah akhlak, teori-teori belajar, faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan pembelajaran, indikator-indikator keberhasilan pembelajaran dan pembelajaran akidah akhlak di madrasah aliyah, dan sub bab ketiga yaitu efektivitas strategi Peer Lessons dalam meningkatkan keberhasilan pembelajaran akidah akhlak.
Bab ketiga, dalam bab ini peneliti menyajikan data yang telah diperoleh dari lapangan yang terdiri dari gambaran umum obyek penelitian dan penyajian datanya.
Bab keempat berisi Analisa data yang digunakan untuk menganalisa data hasil test pokok bahasan sifat-sifat terpuji yang berupa data kuantitatif yaitu skor post test. Berdasarkan skor post test dapat diketahui hasil belajar akidah akhlak kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data pre test dan post test yang diperoleh akan dianalisa dengan menggunakan koefisien phi( ) yang memiliki rumus :
dan X2 =N 2

Bab kelima, yaitu penutup yang terdiri dari simpulan dan sarana.


BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Tentang Strategi Peer Lessons
1. Pengertian Strategi Peer Lessons
Mengajar bukan semata persoalan menceritakan dan belajar bukan merupakan konsekuensi otomatis dari penuangan informasi ke dalam benak siswa. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri, penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang optimal, karenanya diperlukan suatu strategi yang dapat mendukung atau meningkatkan keberhasilan dalam proses pembelajaran.
Menurut Wina Sanjaya, dalam konteks pembelajaran strategi dapat dikatakan sebagai pola umum yang berisi tentang rentetan kegiatan yang dapat dijadikan pedoman (petunjuk umum) agar kompetensi sebagai tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
Dalam Memilih suatu strategi, hendaknya dapat mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik pasif atau hanya menerima pelajaran dari guru, ada kecenderungan untuk cepat melupakan pelajaran yang telah diberikan. Salah satu bentuk pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang menggunakan strategi Peer Lessons.
Pembelajaran aktif (active learning) sendiri merupakan suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktivitas pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi, memecahkan persoalan atau mengaplikasikan apa yang mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. Dengan belajar aktif ini, peserta didik diajak untuk turut serta dalam proses pembelajaran, tidak hanya mental tetapi juga melibatkan fisik. Dengan cara ini biasanya peserta didik akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan.
Sedangkan Peer Lessons adalah suatu strategi pembelajaran yang merupakan bagian dari active learning (pembelajaran aktif). Secara singkat menurut Melvin L. Silberman strategi Peer Lessons merupakan strategi untuk mendukung pengajaran sesama siswa di dalam kelas. Strategi ini menempatkan seluruh tanggung jawab pengajaran kepada seluruh anggota kelas.
Dalam Peer Lessons ini siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dan masing-masing anggota kelompok mempunyai tanggung jawab untuk menjelaskan materi kepada kelompok lain sesuai sub topik materi yang mereka dapat dan dalam penyampaian materi hendaknya tidak menggunakan metode ceramah saja atau seperti membaca laporan, namun dapat menggunakan metode atau strategi pembelajaran yang lain yang sekiranya cocok dengan materi yang mereka presentasikan kepada teman mereka. Sebelum melakukan presentasi siswa diberi waktu yang cukup baik di dalam maupun di luar kelas. Guru dapat memberi beberapa saran kepada siswanya seperti menggunakan alat bantu visual, menyiapkan media pengajaran yang diperlukan atau menggunakan contoh-contoh yang relevan. Setelah semua kelompok melaksanakan tugasnya, guru memberikan kesimpulan dan klarifikasi sekiranya ada yang perlu diluruskan dari pemahaman siswa.
Dengan strategi Peer Lessons setiap siswa diajak untuk turut aktif dalam proses pembelajaran tidak hanya mental tetapi juga melibatkan fisik. Dengan demikian mereka dapat belajar dengan lebih menyenangkan sehingga keberhasilan pembelajaran yang diharapkan bisa lebih optimal.
2. Langkah-langkah pelaksanaan Strategi Peer Lessons
Strategi Peer Lessons merupakan suatu strategi pembelajaran yang merupakan bagian dari active learning. Strategi ini didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa secara mandiri dan menuntut saling ketergantungan yang positif terhadap teman sekelompoknya karena setiap kelompok bertanggung jawab untuk menguasai materi pelajaran yang telah ditentukan dan mengajarkan atau menyampaikan materi tersebut kepada kelompok lain.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan strategi Peer Lessons adalah sebagai berikut:
a. Bagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil sebanyak segmen materi yang akan disampaikan.
b. Masing-masing kelompok kecil diberi tugas untuk mempelajari satu topik materi, kemudian mengajarkannya kepada kelompok lain.
c. Minta setiap kelompok menyiapkan strategi untuk menyampaikan materi kepada teman-teman sekelas. Sarankan kepada mereka untuk tidak menggunakan metode ceramah atau seperti membaca laporan.
d. Buat beberapa saran seperti :
1) Menggunakan alat bantu visual
2) Menyiapkan media pengajaran yang diperlukan
3) Menggunakan contoh-contoh yang relevan
4) Melibatkan teman dalam proses pembelajaran, misalnya melalui diskusi, permainan, kuis, studi kasus, dan lain-lain.
5) Memberi kesempatan kepada yang lain untuk bertanya
e. Beri siswa waktu yang cukup untuk persiapan, baik di dalam maupun di luar kelas.
f. Setiap kelompok menyampaikan materi sesuai tugas yang telah diberikan.
g. Setelah semua kelompok melaksanakan tugas, beri kesimpulan dan klarifikasi sekiranya ada yang perlu diluruskan dari pemahaman siswa.
Dengan beberapa langkah strategi Peer Lessons di atas siswa diajak untuk belajar secara aktif dengan melibatkan mental dan fisik, baik di dalam maupun di luar kelas. Dengan demikian peserta didik akan merasakan pengalaman belajar yang menyenangkan sehingga termotivasi untuk belajar dan hasil belajar dapat dimaksimalkan.
3. Manfaat strategi Peer Lessons
Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari penuangan informasi ke dalam benak siswa. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang langgeng. Guru yang hanya bercerita dan ceramah tidak akan memberikan hasil yang maksimal kepada siswa karena pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mengajak siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran yaitu dengan mendengarkan, melihat, mengajukan pertanyaan dan membahasnya dengan orang lain. Bukan Cuma itu, siswa perlu menggambarkan sesuatu dengan cara mereka sendiri, menunjukkan contohnya, mencoba mempraktikkan keterampilan dan mengerjakan tugas yang menuntut pengetahuan yang telah atau harus mereka dapatkan.
Peer Lessons adalah salah satu bentuk pembelajaran aktif (active learning). Dengan strategi Peer Lessons siswa diajak untuk turut aktif dalam proses pembelajaran. Adapun manfaat dari strategi Peer Lessons adalah :


a. Otak bekerja secara aktif
Dengan strategi Peer Lessons siswa diajak belajar secara aktif baik di dalam maupun di luar kelas, mereka diberi kesempatan untuk memilih strategi apa yang mereka inginkan dan mereka juga mempunyai tanggung jawab menguasai pelajaran untuk dipresentasikan atau diajarkan kepada temannya.
Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka mendominasi aktivitas pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi pelajaran, memecahkan persoalan atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam persoalan yang ada dalam kehidupan nyata.
b. Hasil belajar yang maksimal
Dengan strategi Peer Lessons peserta didik dapat belajar secara aktif, di dalam dan di luar kelas dan mereka mempunyai tanggung jawab untuk mendiskusikan dan mengajarkan materi pelajaran kepada teman yang lain, sehingga mendorong mereka untuk lebih giat belajar baik secara mandiri maupun kelompok. Dengan demikian hasil belajar akan lebih maksimal.
Penelitian menunjukkan bahwa memberi pertanyaan kepada peserta didik atau menyuruh mereka untuk mendiskusikan materi yang baru saja diberikan mampu meningkatkan nilai evaluasi dengan kenaikan yang signifikan.
c. Tidak mudah melupakan materi pelajaran
Ketika peserta didik pasif atau hanya menerima dari guru, ada kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah diberikan. Dan dalam strategi Peer Lessons ini siswa diajak serta untuk aktif dalam proses pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas. Dengan demikian akan membuahkan hasil belajar yang langgeng.
d. Proses pembelajaran yang menyenangkan
Strategi Peer Lessons merupakan strategi pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif. Dengan belajar aktif ini peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental tetapi juga melibatkan fisik. Dengan cara ini biasanya peserta didik akan merasakan suasana menyenangkan.
e. Otak dapat memproses informasi dengan baik
Otak tidak akan dapat memproses informasi yang masuk kalau otak itu tidak dalam kondisi on, maka otak memerlukan sesuatu yang dapat dipakai untuk menghubungkan antara informasi yang baru diajarkan dengan informasi yang telah dimiliki. Jika belajar itu pasif, otak tidak akan dapat menghubungkan antara informasi yang baru dengan informasi yang lama. Selanjutnya otak perlu beberapa langkah untuk dapat menyimpan informasi. Langkah-langkah itu bisa berupa pengulangan informasi, mempertanyakan informasi atau mengajarkannya kepada orang. Adapun langkah-langkah tersebut terdapat dalam strategi peer lessons

B. Tinjauan Tentang Keberhasilan Pembelajaran Akidah Akhlak
1. Pengertian Keberhasilan Pembelajaran Akidah Akhlak
Dalam kamus besar bahasa Indonesia diketahui bahwa keberhasilan berasal dari kata hasil yang mempunyai makna mendapat hasil atau berhasil.
Sedangkan pembelajaran berasal dari kata belajar. Secara etimologis belajar memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Definisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Sehingga dengan belajar manusia menjadi tahu, memahami dan mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki tentang sesuatu.
Menurut Nana Sudjana belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan lain-lain aspek yang ada pada diri individu.
Hilgard dan Bower mengatakan belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman dan mendapatkan informasi atau menemukan. Dengan demikian, belajar memiliki arti dasar adanya aktivitas atau kegiatan dan penguasaan tentang sesuatu.
Belajar menurut Muhibbin Syah adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
Selanjutnya belajar menurut pendapat Wasty Sumanto adalah proses di mana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.
Sedangkan akidah akhlak adalah mata pelajaran yang diberikan kepada peserta didik untuk mengenal, menghayati dan mengimani Allah SWT dan merealisasikannya dalam perilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits.
Dari beberapa pengertian di atas keberhasilan pembelajaran akidah akhlak dalam skripsi ini adalah hasil yang dicapai atau di dapat dari kegiatan atau aktivitas belajar siswa berupa pengetahuan (ilmu), pemahaman, penghayatan dan keimanan kepada Allah SWT dan berusaha untuk merealisasikannya dalam perilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits.
2. Teori-teori Belajar
Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai bagaimana terjadinya belajar atau bagaimana informasi diproses di dalam pikiran siswa itu sendiri. Berdasarkan suatu teori belajar, diharapkan suatu pembelajaran dapat lebih meningkatkan perolehan siswa sebagai hasil belajar.
Berikut ini penulis paparkan beberapa teori belajar yang dapat digunakan sebagai acuan atau pertimbangan dalam pembelajaran.
a. Teori belajar konstruktivisme
Menurut pandangan konstruktivistik, belajar merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh si belajar. Ia harus aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari.
Teori konstruktivis ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentrasformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Bagi siswa agar dapat memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide.
Menurut teori konstruktivis ini, suatu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekadar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberi kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberikan siswa anak tangga yang membawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut .
b. Teori perkembangan kognitif Peaget
Menurut Peaget, perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik,yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan sistem saraf dengan makin bertambahnya umur seseorang maka makin komplekslah susunan sel sarafnya dan makin meningkat pula kemampuannya. Ketika individu berkembang menuju kedewasaan akan mengalami adaptasi biologis dengan lingkungannya yang akan menyebabkan adanya perubahan-perubahan kualitatif di dalam struktur kognitifnya. Peaget tidak melihat perkembangan kognitif sebagai sesuatu yang dapat didefinisikan secara kuantitatif. Ia menyimpulkan bahwa daya pikir atau kekuatan mental anak yang berbeda usia akan berbeda pula secara kualitatif.
Perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari tindakan. Peaget yakin bahwa pengalaman-pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting bagi terjadinya perubahan perkembangan. Sementara itu bahwa interaksi sosial dengan teman sebaya, khususnya berargumentasi dan berdiskusi membantu memperjelas pemikiran yang pada akhirnya memuat pemikiran itu menjadi lebih logis.
c. Teori pembelajaran sosial Vygotsky
Vygotsky berpendapat bahwa siswa membentuk pengetahuan sebagai hasil dari pikiran dan kegiatan siswa sendiri melalui bahasa. Teori Vygotsky ini, lebih menekankan pada aspek sosial dari pembelajaran. Menurut Vigostsky bahwa proses pembelajaran akan terjadi jika anak bekerja atau menangani tugas-tugas yang belum dipelajari, namun tugas-tugas tersebut masih berada dalam jangkauan mereka. Vigostsky yakin bahwa fungsi mental yang lebih tinggi. Pada umumnya muncul dalam percakapan dan kerjasama antar individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap ke dalam individu tersebut.
Scaffolding salah satu ide penting dari Vygostsky yaitu pemberian bantuan kepada anak selama tahap-tahap awal perkembangannya dan mengurangi bantuan tersebut dan memberikan kesempatan untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah anak dapat melakukannya. Penafsiran terkini terhadap ide-ide Vygostsky adalah siswa seharusnya diberikan tugas-tugas kompleks, sulit, realistik dan kemudian diberikan bantuan secukupnya untuk menyelesaikan tugas-tugas itu.
d. Teori penemuan Joreme Bruner
Dengan teorinya yang disebut free discovery learning, Bruner mengatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.
Bruner menyarankan agar siswa-siswa hendaknya belajar melalui partisipasi secara aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, agar mereka dianjurkan untuk memperoleh pengalaman, dan melakukan eksperimen-eksperimen yang mengizinkan mereka untuk menemukan prinsip-prinsip itu sendiri.


3. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu faktor eksternal dan faktor internal.
a. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri
individu faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan psikologis.
1) Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini ialah panca indera yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya seperti mengalami cacat tubuh atau perkembangan yang tidak sempurna, berfungsinya kelenjar tubuh yang membawa kelainan tingkah laku.
2) Faktor psikologis
Beberapa faktor psikologis yang utama yang mempengaruhi proses dan hasil belajar yaitu kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap dan bakat.


a) Kecerdasan/intelegensi siswa
Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar siswa, karena itu menentukan kualitas belajar siswa. semakin tinggi tingkat intelegensi seorang individu, semakin besar peluang individu tersebut meraih sukses dalam belajar. Sebaliknya semakin rendah tingkat intelegensi individu semakin sulit individu itu mencapai kesuksesan belajar.
b) Motivasi
Motivasi adalah salah satu faktor yang memengaruhi keberhasilan pembelajaran siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah dan menjaga perilaku setiap individu. Motivasi juga diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku seseorang.
c) Minat
Secara sederhana, minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Jika seseorang tidak memiliki minat untuk belajar, ia tidak akan semangat bahkan tidak mau belajar. Oleh karena itu, dalam konteks belajar di kelas, seorang guru perlu membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi pelajaran yang dipelajarinya.
d) Sikap
Dalam proses belajar, sikap individu dapat memengaruhi keberhasilan pembelajaran. Sikap adalah gejala internal yang berdimensi efektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap obyek, orang peristiwa dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif.
Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada performan guru, pelajaran atau lingkungan sekitarnya. karenanya guru harus berusaha untuk menyajikan pelajaran yang diampunya dengan baik dan menarik sehingga membuat siswa dapat mengikuti pelajaran dengan senang dan tidak menjemukan, meyakinkan siswa bahwa bidang studi yang dipelajari bermanfaat bermanfaat bagi diri siswa.
e) Bakat
Secara umum bakat didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Berkaitan dengan belajar Slavin mendefinisikan bakat sebagai kemampuan umum yang dimiliki seorang siswa untuk belajar. Apabila bakat seseorang sesuai dengan bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan berhasil.
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu
dan dapat memengaruhi hasil belajar individu. Menurut M. Dalyono faktor eksternal tersebut adalah:
1) Keluarga
Keluarga adalah ayah, ibu, dan anak-anak serta famili yang menjadi penghuni rumah. Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurang perhatian orang tua, rukun atau tidaknya kedua orang tua, akrab atau tidaknya situasi di dalam rumah, semuanya itu turut memengaruhi pencapaian hasil belajar anak.
2) Sekolah
Kualitas guru, metode mengajarkannya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas/perlengkapan di sekolah, keadaan ruangan, jumlah murid per kelas, pelaksanaan tata tertib sekolah dan sebagainya, semua itu turut memengaruhi keberhasilan belajar anak
3) Masyarakat
Keadaan masyarakat juga menentukan keberhasilan pembelajaran. Bila di sekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik. Hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar.
4) Lingkungan sekitar
Keadaan lingkungan tempat tinggal, juga sangat penting dalam mempengaruhi prestasi belajar. Keadaan lingkungan, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas, iklim dan sebagainya. Misalnya bila bangunan rumah penduduk sangat rapat, akan mengganggu belajar. Keadaan lalu lintas yang membisingkan, suara hiruk pikuk orang sekitar, suara pabrik, polusi udara, iklim yang terlalu panas, semuanya ini akan memengaruhi kegairahan belajar. Sebaliknya, tempat yang sepi dengan iklim yang sejuk, ini akan menunjang proses belajar.
4. Indikator-indikator keberhasilan pembelajaran
Yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap
berhasil adalah hal-hal berikut:
a. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok.
Keberhasilan suatu proses pembelajaran diukur dari sejauh mana daya serap siswa terhadap materi pelajaran dan sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.
b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran telah dicapai oleh siswa baik secara individual maupun kelompok.
Tujuan pembelajaran selain penguasaan materi pelajaran, juga suatu proses untuk mengubah tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itulah penguasaan materi pelajaran bukanlah akhir dari proses pembelajaran akan tetapi hanya sebagai tujuan antara untuk pembentukan tingkah laku yang lebih luas. Artinya sejauh mana materi pelajaran yang dikuasai siswa dapat membentuk pola perilaku siswa itu sendiri.
Namun demikian, indikator yang banyak dipakai sebagai tolok ukur keberhasilan adalah daya serap.
5. Pembelajaran akidah akhlak di Madrasah Aliyah
Pendidikan akidah akhlak adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik mengenal, menghayati dan mengimani Allah SWT dan merealisasikannya dalam perilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman dibarengi tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dan hubungannya antar umat beragama dan masyarakat sebagai wujud kesatuan dan persatuan bangsa.
Pembelajaran akidah akhlak di Madrasah Aliyah berfungsi untuk :
a. Mengembangkan
Yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga.
b. Perbaikan
Yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.
c. Pencegahan
Yaitu untuk menjaga hal-hal negatif dari lingkungan atau dan budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya demi menuju manusia Indonesia seutuhnya.
d. Pengajaran
Yaitu menyampaikan informasi dan pengetahuan keimanan dan akhlak.
Adapun pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran akidah akhlak adalah pendekatan terpadu yang meliputi:
a. Keimanan
Memberikan peluang pada siswa untuk mengembangkan pemahaman adanya Tuhan sebagai sumber kehidupan.
b. Pengalaman
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktikkan dan merasakan hasil-hasil pengalaman ibadah dalam menghadapi tugas-tugas dan masalah kehidupan.
c. Pembiasaan
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membiasakan sikap dan perilaku baik yang sesuai dengan ajaran Islam dan budaya bangsa dalam menghadapi masalah kehidupan.
d. Rasional
Usaha memberikan peranan kepada akal siswa dalam memahami dan membedakan berbagai bahan ajar dalam materi pokok serta kaitannya dengan perilaku yang baik dengan perilaku yang buruk dalam kehidupan duniawi.
e. Emosional
Upaya menggugah perasaan (emosi) siswa dalam menghayati perilaku yang sesuai dengan anjuran-anjuran agama dan budaya bangsa.
f. Fungsional
Menyajikan bentuk semua materi dari segi manfaatnya bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari dalam arti luas.
g. Keteladanan
Menjadikan figur guru agama dan non agama serta petugas sekolah lainnya atau pun orang tua siswa sebagai cermin manusia berkepribadian agama.
Secara umum materi pembelajaran akidah akhlak berisi materi pokok sebagai berikut:
a. Hubungan manusia dengan Allah SWT
Hubungan vertikal antara manusia dengan penciptanya yang mencakup segi akidah yang meliputi: iman kepada Allah SWT, iman kepada malaikat, iman kepada kitab-kitabnya, iman kepada rasulnya, iman kepada hari pembalasan dan iman kepada Qodho dan Qodarnya.
b. Hubungan manusia dengan sesamanya
Hubungan manusia dengan sesamanya yang tercermin dari perilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari. Materi ini meliputi akhlak dalam pergaulan sesama manusia, kewajiban membiasakan berakhlak yang baik terhadap diri sendiri dan orang lain serta menjauhi akhlak yang buruk.


c. Hubungan manusia dengan lingkungannya
Dalam hal ini materi yang dipelajari meliputi akhlak manusia terhadap lingkungannya baik lingkungan dalam arti luas, maupun makhluk hidup selain manusia, yaitu binatang dan tumbuhan.
Adapun materi yang dipelajari dalam pembelajaran akidah akhlak dalam skripsi ini adalah berkenaan dengan pokok bahasan akhlak terpuji yang meliputi: solidaritas, zuhud, tasamuh, saling menghargai dan tepat janji. Secara garis besar penulis paparkan sebagai berikut:
1. Solidaritas
Solidaritas artinya perasaan setia kawan. Solidaritas disebut juga sebagai suatu perasaan senasib dan sepenanggungan kelompok tertentu dalam menyikapi sesuatu. Solidaritas diperlukan untuk menumbuhkan ukhuwah islamiyah.
Dalil tentang solidaritas :
           (المائدة:۲)
Artinya : Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. (Al-Maidah : 2)
المسلم اخ المسلم لايظلمه ولايسلمه، من كان فى حاجة اخيه كا ن الله فى حا جته ومن فرج عن مسلم كر بة فر ج الله عنه بها كر بة من كرب بوم القيا مة، ومن ستر مسلما ستر ه الله يوم القيا مة (متفق عليه)

Artinya : Seorang muslim bersaudara dengan muslim lain. Ia tidak menganiayanya, tidak pula menyerahkannya (kepada musuh). Barangsiapa yang memenuhi kebutuhan saudaranya, maka Allah akan memenuhi pula kebutuhannya. Siapa yang melapangkan suatu kesulitan seorang muslim, Allah akan melapangkan baginya suatu kesulitan pula dari kesulitan-kesulitan yang dihadapi di hari kiamat. Dan siapa yang menutupi (keaiban) seorang muslim, maka Allah akan menutupinya pada hari kiamat. (HR. Muttafaqun alaih)

Beberapa hal yang harus dilakukan agar terwujud rasa solidaritas yaitu:
a. Silaturrahmi yaitu menyambung tali persaudaraan dengan penuh kasih sayang.
b. Saling mengenal satu sama lain (ta’aruf)
c. Saling memahami (tafahum) yaitu suatu upaya untuk saling memahami orang lain, baik kecenderungan berpikir atau kecenderungan sikapnya.
d. Saling membantu (ta’awun) yaitu saling menolong antar sesama teman baik dalam keadaan lapang maupun dalam keadaan sempit.
2. Zuhud
Zuhud secara bahasa artinya kurang kemauan kepada sesuatu. Sedangkan secara istilah zuhud artinya suatu pola hidup yang menghindari dan meninggalkan segala sesuatu yang berkaitan dengan urusan dunia, karena ibadah kepada Allah SWT serta lebih mencintai kehidupan akhirat.
Dalil tentang zuhud :
                  (العنكبوت : 64)
Artinya : Dan kehidupan dunia ini hanya sendau gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui. (QS. Al-Ankabut : 64)

ما الد نيا فى الاخرة الا مثل ما يجعل ا حد كم اصبعه فى اليم فلينظر بم يرجع؟ (رواه المسلم)
Artinya : Tiadalah perbandingan dunia ini dengan akhirat kecuali seseorang yang memasukkan jarinya dalam lautan yang besar lalu perhatikan berapa yang didapatinya ? (HR. Muslim)

Ada dua karakteristik zuhud yaitu:
a. Orang zuhud tidak menggantungkan kebahagiaan hidupnya pada harta yang dimilikinya.
b. Kebahagiaan orang-orang zuhud tidak lagi tertarik dengan hal-hal yang bersifat material.
Zuhud dari segi kualitasnya terbagi menjadi tiga tingkatan, yaitu:
1) Tingkatan pertama, suatu sikap yang meninggalkan segala sesuatu yang bersifat duniawi karena meyakini bahwa kehidupan dunia tidak bernilai sedikitpun dibanding dengan kehidupan dan kenikmatan di akhirat.
2) Tingkatan kedua, merupakan suatu sikap meninggalkan dunia karena menganggap rendah dan hina terhadap orang yang rakus terhadap harta kekayaan.
3) Tingkatan ketiga, yaitu sikap yang berupaya menghindari dan meninggalkan keduniaan, padahal hatinya masih berkeinginan untuk memperolehnya.
3. Tasamuh
Secara bahasa tasamuh artinya toleransi, tenggang rasa, atau saling menghargai. Secara istilah tasamuh artinya suatu sikap yang senantiasa saling menghargai antar sesama manusia.
Dalil tentang tasamuh :
 •            (المائدة:٨)

Artinya : Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adilah, karena adil itu lebih dekat dengan takwa. (QS. Al-Maidah : 8)

لايؤمن احد كم حتى يحب لاخيه ما يحب لنفسه (رواه البخارى ومسلم)

Artinya : Tidak sempurna iman seseorang di antara kamu, sehingga mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri. (HR. Bukhori dan Muslim)

Toleransi terdiri dari dua macam :
a. Toleransi terhadap sesama muslim, merupakan suatu kewajiban karena di samping sebagai tuntutan sosial juga merupakan wujud persaudaraan yang terikat oleh tali akidah yang sama.
b. Toleransi terhadap non muslim, mempunyai batasan-batasan tertentu selama mereka mau menghargai kita, tidak menyerang, tidak mengusir kita dari kampung halaman.
4. Saling menghargai
Begitu tingginya nilai penghargaan terhadap orang lain, dalam ajaran Islam dijelaskan, bahwa menghormati tetangga disejajarkan dengan keimanan seseorang terhadap hari akhir.
Sabda Rasulullah SAW :
من كان يؤمن بالله واليو م الاخر فليحسن الى جا ره (رواه البخارى ومسلم)
Artinya : Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berbuat baik kepada tetangganya. (HR. Bukhori dan Muslim)

Dalam Hadits yang lain dikatakan :
المسلم من سلم المسلمو ن من لسا نه و يده (روالبخرى ومسلم)
Artinya : Muslim (yang sejati) adalah orang yang dapat membuat orang-orang muslim lainnya merasa aman dari gangguan lisan dan tangannya. (HR. Bukhori)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tercipta pergaulan yang harmonis antara lain:
a. Berkata dengan santun dan lembut.
b. Bersikap sopan dan penuh penghormatan.
c. Hindari penghinaan.
d. Hindari ikut campur urusan pribadi.
e. Hindari memotong pembicaraan.
f. Hindari membanding-bandingkan.
g. Hindari merusak kebahagiaan orang.
h. Jangan mengungkit masa lalu.
i. Jangan mengambil haknya.
j. Hati-hati dengan kemarahan.
k. Jangan menertawakan.
5. Tepat janji
Amanah merupakan salah satu bentuk akhlak mulia, sifap amanah dalam praktik kehidupan sehari-hari diterapkan dalam berbagai bentuk perbuatan seperti menepati janji.
Mengenai perintah tepat janji Allah SWT berfirman :
      (المائدة:١)

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman ! Penuhilah janji-janji. (QS. Al-Maidah: 1)


Pada ayat lain Allah SWT berfirman :

   •     (الاسراء:٣٤)

Artinya : Dan penuhilah janji, karena janji itu pasti dimintai pertanggungjawabannya. (QS. Al-Isra : 34)

Menurut ahli tafsir janji yang dimaksud dalam ayat di atas meliputi janji manusia kepada Allah seperti pengakuannya terhadap keesaan Allah SWT )nadzar(. Dan janji yang dibuat manusia antar sesamanya dalam pergaulan, seperti dalam urusan mu'amalat yaitu jual beli, gadai dan sebagainya.

C. Efektivitas Strategi Peer Lessons Dalam Meningkatkan Keberhasilan Pembelajaran Akidah Akhlak
Belajar bukan hanya sebuah proses penuangan informasi dari guru ke dalam benak siswa seperti menuang air ke dalam gelas kosong sehingga siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran. Akan tetapi belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sehingga siswa dapat belajar secara aktif. Karena ketika siswa belajar secara pasif ada kecenderungan untuk cepat melupakan informasi atau materi yang telah mereka dapatkan. Belajar yang hanya mengandalkan indera pendengaran mempunyai kelemahan, sebagaimana ungkapan
seorang filosuf kenamaan dari China, Konfusius :
Yang saya dengar, saya lupa
Yang saya lihat, saya ingat
Yang saya kerjakan, saya pahami

Melvin L. Silberman memodifikasi dan memperluas kata-kata bijak Konfusius tersebut menjadi :
Yang saya dengar, saya lupa
Yang saya dengar dan lihat, saya sedikit ingat
Yang saya dengar, lihat dan pertanyakan atau diskusikan dengan orang lain, saya mulai pahami.
Dari yang saya dengar, lihat, bahas dan terapkan, saya dapat pengetahuan dan keterampilan.
Yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai.

Peer Lessons adalah strategi pembelajaran yang mengajar siswa untuk belajar secara aktif. Peer Lessons merupakan bagian dari active learning. Dalam Peer Lessons siswa diberi kesempatan untuk memilih strategi pembelajaran yang akan mereka gunakan dalam proses pembelajaran dan mereka mempunyai tanggung jawab untuk mengajarkan materi kepada temannya. Sehingga mereka diajak untuk aktif baik di dalam maupun di luar kelas, untuk mempersiapkan strategi dan materi yang akan mereka ajarkan.
Pendidikan mencakup tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Sedangkan dalam Pendidikan Agama Islam khususnya akidah akhlak ranah afektif dan psikomotorik lebih ditekankan, hal ini disebabkan pendidikan agama Islam dipelajari bukan hanya dijadikan sebagai pengetahuan saja namun harus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Ini sesuai dengan konsep iman itu sendiri bahwa iman adalah meyakini dalam hati, mengucapkan dengan lisan dan mengamalkan dengan perbuatan.
Jadi dalam Pendidikan Agama Islam khususnya akidah akhlak ranah afektif dan psikomotorik sangat ditekankan. Dan untuk mewujudkan kedua ranah itu bisa dengan meningkatkan hasil belajar kognitif. Karena untuk dapat meyakini dan mengamalkan sesuatu diperlukan adanya pengetahuan. Tanpa ilmu dan pengetahuan seseorang tak dapat beramal. Dengan kata lain pengetahuan seseorang dapat membantu orang untuk dapat meyakini terhadap ajaran-ajaran Islam sehingga dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk dapat meningkatkan hasil belajar, strategis Peer Lessons adalah satu strategi yang dapat digunakan guru/pengajar dalam proses belajar mengajar. Dengan strategi Peer Lessons siswa akan belajar dengan aktif. Ketika siswa belajar dengan aktif mereka akan merasakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan.


BAB III
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
Berikut ini adalah gambaran umum obyek penelitian yang peneliti peroleh dari hasil dokumentasi :
1. Sejarah singkat dan kondisi Madrasah Aliyah Assalam Bangilan Tuban
Madrasah Aliyah Assalam Bangilan Tuban adalah sebuah lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan “Yayasan Pondok Pesantren Assalam” Bangilan Tuban. Pendirinya adalah KH Abd. Moehaimin Tamam tahun 1972, karena suatu hal akhirnya pesantren ini pindah ke desa Bangilan pada tahun 1996 tepat di jantung kota kecamatan.
Madrasah Aliyah Assalam yang berdiri sejak tahun 1980 sampai dengan sekarang telah mengalami pergantian jabatan kepala MA Assalam Bangilan Tuban sebagai berikut:
a. KH. Abd. Moehaimin Tamam tahun 1980 sampai 1999
b. Iffa Illiyana, S.Ag tahun 1999 sampai 2003
c. H. Yunan Jauhar, S.Pd tahun 2003 sampai sekarang.
Lokasi MA Assalam bertempat di Jl. Raya Bangilan No. 1 Bangilan Tuban, di mana lokasi ini sangat strategis karena letaknya di tengah Kecamatan sehingga mudah dijangkau oleh kendaraan umum maupun kendaraan pribadi.
Adapun lingkungan masyarakat sekitar MA Assalam Bangilan Tuban sangat mendukung sekali akan keberadaan MA yang berbasis pondok pesantren ini, karena tingkat keagamaan masyarakat Bangilan yang cukup kental. Jadi nuansa kota santri tampak hidup dan ruh keislaman begitu bersinar.
2. Visi dan misi Madrasah Aliyah Assalam Bangilan Tuban
a. Visi MA Assalam Bangilan Tuban
“Melalui Madrasah Aliyah kita didik diri, mencerdaskan umat, membangkitkan Indonesia lillahi Ta’ala”.
b. Misi MA Assalam Bangilan Tuban
1) Membangun generasi Islam yang tangguh, beriman, bertaqwa, dan berakhlakul karimah
2) Mempersiapkan generasi yang bisa berbahasa Arab dan berbahasa Inggris untuk menghadapi tantangan globalisasi
3) Mencetak generasi yang berpengetahuan, terampil, jujur, ikhlas dan bermasyarakat
3. Tujuan MA Assalam Bangilan Tuban
Tujuan MA Assalam Bangilan Tuban dalam mencapai visi dan misinya akan dilaksanakan yaitu:
a. Mencetak generasi yang berpegang teguh kepada Al-Qur'an dan Al-Hadits
b. Membentuk kader-kader yang siap terjun dan mengabdi di tengah-tengah masyarakat
c. Menjadikan anak didik mampu menggunakan bahasa Arab dan bahasa Inggris secara aktif
d. Menjadikan kota Bangilan sebagai kota ilmu pengetahuan dan peradaban

4. Struktur organisasi MA Assalam Bangilan Tuban











Sumber data : Data dokumentasi MA Assalam Bangilan Tuban tahun ajaran 2008 / 2009


5. Keadaan anak didik
Pada tahun ajaran 2008/2009 MA Assalam Bangilan Tuban memiliki 403 siswa, terdiri dari 172 siswa laki-laki dan 231 siswa perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel I
Keadaan Siswa MA Assalam Bangilan Tuban
No Kelas Siswa
Laki-laki Siswa
Perempuan Jumlah
1 Kelas X 65 93 158
2 Kelas XI 70 96 166
3 Kelas XII 45 54 99
Jumlah 172 231 403
Sumber data : Data dokumentasi MA Assalam Bangilan Tuban tahun ajaran 2008/2009


6. Keadaan pendidik
Jumlah tenaga pendidik atau guru yang mengajar di MA Assalam Bangilan Tuban pada tahun ajaran 2008/2009 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel II
Data Pendidik MA Assalam Bangilan Tuban
No Nama Guru/ Pegawai Pendidikan Terakhir Mengajar Jumlah
Jam/ Minggu Masa Kerja
1 KH.Abd. Moehaimin Tamam Ponpes Akhlaq, Tarbiyah, Fahmul M 20 36
2 Yunan Jauhar, S.Pd S1/A-IV IKIP Bjng 2004 Bhs. Inggris 20 9
3 Nur Ghozi, SH S1/Hukum & A-IV Undar 91/04 Sosiologi, Antropologi, Fiqih 16 14
4 Ali Imron, S.Pd I S1/A—IV STAIN Kudus 2002 Bhs. Arab, Fiqih, Nahwu 18 6
5 Achmad Jazuli Ponpes Fiqih 16 9
6 Eni Iflahah S1/A-IV IKIP Tuban 1995 Bhs. Inggris 20 14
7 Iffa Illiyana, S.Ag S1/A-IV IAIN Surabaya 1995 Akidah Akhlaq 16 12
8 Imam Alyar, Drs S1/A-IV Sejarah Nasional 12 18
9 Mohammd Nur Fuad Ponpes Akidah Akhlaq 16 7
10 Mohammad Marwan, S.Pd I S1/A-IV STITMA Tuban 2003 Bhs. Arab 20 12
11 Mohammad Falah, S.Pd I S1/A-IV STITMA Tuban 2003 Fisika 12 18
12 Mohammad Ma’shum MA/Ponpes Al-Qur'an Hadits 16 18
13 Sutrisno D-II/A-II IKIP Blng 2006 Matematika 20 19
14 Juwoto S1/A-IV STITMU Bjngr 2007 SKI, TIK 12 7
15 Mulyadi S1/A-IV STITMU Bjngr 2007 Tarbiyah, Ushul Fiqh, Bhs. Arab 16 6
16 Noor Anim Suryawati, SH S1/Hukum Undar 1991 PPKN 18 14
17 Rusmini, S.Pd S1/A-IV IKIP Tuban 1995 Akuntansi 12 7
18 Siswanto, Drs S1/A-IV IAIN Surabaya 1992 Bhs. Indonesia, Al-Qur'an H. 20 7
19 Yuli Prestyowati, S.Pd S1/A-IV IKIP Tuban 2003 Biologi 16 6
20 Siti Sa’adah MA / Ponpes Nahwu, Mahfudhot, Muthola’ah 16 6
21 Marno D-II/A-II STITMU Bjng 2006 Geografi, PPKN 16 4
22 Aizzatul Wafiroh D-II/A-II IKIP Bjng 2006 Ekonomi 12 3
23 Hidayatus Solikhah D-II/A-II IKIP 2005 Nahwu, Mahfudhot, Muthola’ah 12 3
24 Asrofi S1/A-IV IKIP Bjng 2006 Bhs. Inggris 18 1
25 Istianah MA / Ponpes Bahasa. Indonesia 12
Sumber data : Data dokumentasi MA Assalam Bangilan Tuban tahun ajaran 2008/2009

7. Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana adalah faktor penunjang yang sangat penting dalam dunia pendidikan khususnya dalam mengadakan kegiatan belajar mengajar. Sarana dan prasarana yang ada di MA Assalam Bangilan Tuban adalah sebagai berikut:

Tabel III
Sarana dan Prasarana MA Assalam Bangilan Tuban
No Lokal Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21 Ruang Kasek
Ruang Guru
Ruang TU
Ruang laboratorium
Perpustakaan
Lapangan OR
Musholla
Tempat parkir
Kamar mandi
Kamar WC
Meja Siswa
Meja Kasek
Meja Guru
Meja TU
Kursi Siswa
Kursi Kasek
Kursi Guru
Kursi TU
Mebelair lain
Air bersih
Listrik 1
1
1
1
1
1
1
1
6
6
210
1
20
1
210
1
20
1
3
3
1

Sumber data : Data dokumentasi MA Assalam Bangilan Tuban tahun ajaran 2008/2009












B. Penyajian Data
1. Data Hasil Observasi
a. Pelaksanaan pembelajaran akidah akhlak dengan strategi Peer Lessons
Dari hasil pengamatan yang peneliti lakukan untuk proses persiapan dan pelaksanaan pembelajaran akidah akhlak dengan strategi Peer Lessons ini dilakukan selama empat kali pertemuan, dengan masing-masing empat puluh lima menit.
Pada pertemuan pertama guru memberikan pre test pada kelas XI A sebanyak 33 siswa dan kelas XI B sebanyak 34 siswa untuk mengukur kemampuan siswa pada kedua kelas. Kemudian dari hasil pre test, kelas XI A ditentukan 21 siswa yang akan dijadikan sebagai kelompok eksperimen (yang menapatkan strategi peer lessons) dan dari kelas XI B ditentukan 20 siswa yang akan dijadikan sebagai kelompok control (yang tanpa mendapatkan strategi peer lessons).
Setelah guru melakukan pre test pada kelas XI B (kelas kontrol), guru langsung melakukan proses pembelajaran seperti biasanya dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Sedangkan pada kelas XI A (kelas eksperimen), setelah guru melakukan pre test guru melaksanakan beberapa hal sebagai langkah persiapan pelaksanaan strategi Peer Lessons, yaitu:
Pertama, guru menjelaskan secara singkat materi yang akan dibahas yakni pokok bahasan akhlak terpuji yang meliputi solidaritas, zuhud, tasamuh, saling menghargai dan tepat janji.
Kedua, guru membagi siswa menjadi 5 kelompok sesuai dengan pokok bahasan yang akan dipelajari yaitu solidaritas, zuhud, tasamuh, saling menghargai dan tepat janji. 4 kelompok terdiri dari 4 anggota dan 1 kelompok terdiri dari 5 anggota sehingga jumlah sampel ada 21 siswa pada kelas eksperimen. Sedangkan untuk siswa yang tidak termasuk sampel penelitian ada 12 siswa (karena dalam kelas XI A terdapat 33 siswa), dalam proses pembelajaran mereka tidak dikenai tugas seperti siswa yang menjadi sampel penelitian, namun mereka tetap mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas dengan menjadi anggota kelompok tanpa dikenai tugas presentasi dan mereka juga turut berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
Ketiga, guru membagi materi/pokok bahasan yang akan dipelajari oleh tiap-tiap kelompok, masing-masing kelompok mendapat satu pokok bahasan.
Keempat, guru memberi tugas pada tiap-tiap kelompok untuk mempelajari pokok bahasan yang mereka peroleh untuk diajarkan kepada kelompok lain dan meminta setiap kelompok menyiapkan strategi untuk menyampaikan materi kepada kelompok lain.
Kelima, guru menyarankan kepada tiap-tiap kelompok untuk tidak menggunakan metode ceramah atau seperti membaca laporan serta memberi beberapa saran yang lain seperti penggunaan strategi atau metode yang dapat mereka gunakan, media pengajaran yang diperlukan, penggunaan contoh-contoh yang relevan dan lain-lain.
Keenam, guru memberikan waktu di luar jam pelajaran untuk mempersiapkan presentasi mereka pada pertemuan kedua.
Pada pertemuan kedua dan seterusnya guru melaksanakan proses pembelajaran seperti biasa yaitu menggunakan metode ceramah dan tanya jawab pada kelas kontrol. Setelah semua materi selesai diajarkan, guru memberi post test pada kelas kontrol.
Sedangkan kelas eksperimen, pada pertemuan kedua dan seterusnya melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan strategi Peer Lessons. Dengan rincian, pada pertemuan kedua presentasi dilaksanakan oleh dua kelompok secara bergiliran/bergantian. Kelompok satu membahas pokok bahasan “Solidaritas” dengan menggunakan “Strategi guided note taking (catatan terbimbing)” kemudian dilanjutkan kelompok dua membahas pokok bahasan “Zuhud” dengan menggunakan “Strategi reading guide (panduan membaca)”.
Pada pertemuan ketiga kelompok 3 membahas pokok bahasan “Tasamuh” dengan menggunakan “Strategi the learning cell (sel belajar)”. Kemudian dilanjutkan kelompok 4 membahas pokok bahasan “Saling menghargai” dengan menggunakan “Strategi index card match (mencari pasangan)”.
Pada pertemuan keempat yang merupakan pertemuan terakhir kelompok 5 membahas pokok bahasan “Tepat janji” dengan menggunakan ”Strategi critical incident (pengalaman penting)”. Setelah semua kelompok menyampaikan materi sesuai tugas yang telah diberikan , guru memberi kesimpulan dan klarifikasi, serta memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang kurang dipahami. Dan pada akhir pertemuan keempat ini guru memberikan post test pada kelas eksperimen ini.
(Untuk langkah-langkah strategi pembelajaran yang digunakan masing-masing kelompok dalam kelas eksperimen dapat dilihat di halaman terlampir).
b. Kedisiplinan siswa dalam melaksanakan tugas
Kedisiplinan siswa dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan tergolong baik. Hal ini terlihat dari kesiapan setiap kelompok yang mendapat tugas presentasi untuk mempresentasikan/mengajarkan materi kepada temannya pada setiap pertemuan. Sedangkan kelompok yang tidak mendapat tugas presentasi, mereka mengikuti setiap proses pembelajaran dengan baik. Dan mereka dapat menyelesaikan tugas yang diberikan tepat pada waktunya.
c. Kerjasama siswa dalam mengerjakan tugas
Kerjasama siswa dalam mengerjakan tugas tergolong baik. Mereka saling membantu dalam mempersiapkan strategi atau metode yang akan mereka gunakan dalam setiap presentasi sehingga mereka selalu siap ketika tiba gilirannya untuk presentasi. Dan untuk siswa yang tidak mendapat tugas presentasi, mereka terlihat kompak dalam mengikuti setiap proses pembelajaran.
d. Perilaku siswa selama proses pembelajaran
Secara keseluruhan perilaku siswa selama proses pembelajaran termasuk baik, mereka mengerjakan tugas dan mengikuti setiap proses pembelajaran dengan baik sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah direncanakan.
e. Motivasi siswa dalam pembelajaran
Dengan strategi Peer lessons, siswa menjadi termotivasi untuk turut aktif dalam setiap proses pembelajaran. Mereka termotivasi untuk belajar dan mempersiapkan materi pada setiap pertemuan. Dan mereka juga termotivasi untuk aktif belajar baik di dalam maupun di luar kelas.
2. Data hasil test
a. Hasil pre test dan post tes kelas eksperimen
Berikut ini adalah nilai yang diperoleh dari hasil pre test dan post test yang dilakukan pada siswa kelas XI A sebagai kelas eksperimen :


Tabel IV
Hasil Pre Test dan Post test
Kelas Eksperimen
No Nama Siswa Pre Test Post Test
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21 A. Minanur Rohman
Abadiul
Adi Prasetyo
M. Nasrudin
Edi Sugianto
Hendra Setyawan
M. Agus Ma’shum
Ahsani Amala
Dewi Nur Kholifah
Hastinah
Ika Lusiana
Ismawati
Masputik
Nur Dwi Novitasari
Nur Halimah
Purwati
Sari Purwantini
St. Eswati
Ulfayati
St. Nur Aini
Suryanto 70
70
80
60
80
50
80
70
80
70
80
70
80
60
60
60
70
70
60
50
60 90
70
80
60
70
60
100
90
100
100
100
90
90
70
70
90
80
100
70
50
70

b. Hasil pre test dan post test kelas kontrol
Berikut ini adalah nilai yang diperoleh dari hasil pre test dan post test yang dilakukan pada kelas XI B sebagai kelas kontrol :
Tabel V
Hasil Pre Test dan Post test
Kelas Kontrol
No Nama Siswa Pre Test Post Test
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20 Erwin Nur Faizin
M. Nur Zaki
Mariantoko
Moh. Abd. Khoir
Mujiyono
Saiful Arifin
Ulil Abshor
St. Farohah Alimina
St. Hulwatun
St. Mutakhollida
Susanti
Ulfatun Hasanah
Ummi Lathifah
Uswatun Hasanah
Ulfa Utana
Wiwik
Yayuk Ismawa
Koyyimul Latif
M. Sholihan
Masita Amlia 60
90
70
80
70
40
70
80
80
60
80
50
70
70
60
70
60
50
70
80 50
100
80
90
60
50
70
90
100
70
80
60
60
70
70
60
50
60
80
80



BAB IV
ANALISA DATA

Analisa data ini digunakan untuk menganalisa data hasil test pokok bahasan sifat-sifat terpuji yang berupa data kuantitatif yaitu skor pre test dan post test. Berdasarkan skor pre test dan post test dapat diketahui hasil belajar akidah akhlak kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data pre test dan post test yang diperoleh akan dianalisa dengan menggunakan koefisien phi( ) yang memiliki rumus :
∅=(ad-bc)/√((a+b)(c+d)(a+c)(b+d)) dan X2 =N 2
Signifikansi harga ∅ dapat dilihar pada tabel X2 dengan derajat kebebasan db = (k – l) (b - l) = (2 - 1)(2 - 1) = 1
SUMBER VARIASI PRESTASI MENINGKAT PRESTASI TIDAK MENINGKAT JUMLAH
MEMPEROLEH STRATEGI PEER LESSONS 16 (a) 5 (b) 21
TANPA STRATEGI PEER LESSONS 9 (c) 11 (d) 20
JUMLAH 25 16 41

Penyelesaian :
Kriterium : Hip. Diterima bila X2hit ≥ X2tabel
Hip. Ditolak bila X2hit < X2tabel
Perhitungan :
∅=(16X11-5X9)/√((16+5)(9+11)(16+9)(5+11)) =
= 131/√21X20X25X16
= 131/409.88 = 0,32
X2 = 41 x 0,32 = 13,12
Dalam tabel untuk bd = 1 dan 5 % harga X2 = 3.841
Kesimpulan : karena X2hit.≥X2tabel, maka hipotesis di terima. Berarti terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian strategi peer lessons dengan hasil belajar akidah akhlak di MA Assalam Bangilan Tuban.



BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pembelajaran akidah akhlak dengan strategi Peer Lessons di MA Assalam Bangilan Tuban terdapat korelasi yang signifikan
2. Berdasarkan penghitungan koefisien phi hasil pre test dan post test kelas eksperimen dan kelas control terdapat perbandingan yang signifikan di mana perolehan nilai koefisien phi sebesar 0,32, yang dibandingkan dengan tabel untuk bd = 1 dan 5 % harga X2 = 3.841, menunjukkan angka signifikan.

B. Saran
Pembelajaran yang hanya menggunakan metode ceramah atau lebih terpusat pada guru (teacher centered) akan membuat peserta didik menjadi pasif dalam proses pembelajaran, dan ketika peserta didik pasif atau hanya menerima materi dari guru ada kecenderungan untuk cepat melupakan materi yang telah diberikan. Karenanya disarankan :
1. Kepala Sekolah
Kepala Sekolah hendaknya menganjurkan guru untuk menggunakan strategi pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif di antaranya adalah dengan menggunakan strategi peer lessons.
2. Guru
Para guru hendaknya mengajak siswa untuk turut aktif dalam proses pembelajaran, salah satunya dengan menggunakan strategi Peer Lessons, dengan ini peserta didik akan belajar lebih aktif. Dengan belajar aktif peserta didik akan merasakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan.
3. Siswa
Siswa hendaknya belajar lebih aktif baik di dalam maupun di luar kelas karena dengan belajar aktif keberhasilan dalam pembelajaran dapat lebih dimaksimalkan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar